Rabu, 23 Juli 2008

“Kampanye Cari Dukungan Ian Kasolo - Dangdut Mania TPI”

Jumat, 29 Desember 2006, jam 14.00 - 16.00 di Bunderan Gladag Solo. Solo punya artis SMS Baru. Dengan mengandalkan wajah mirip betul Ian Kasela [vokalis Radja], bersama 10 suporternya terjun ke jalan menyebar selebaran dan mem-bentangkan spanduk mohon dukungan publik Solo agar berkenan membantu kesuksesan beradu di kancah Dangdut Mania TPI.

”Kampanye Ayo Qurban!”

Kamis, 28 Desember 2006, jam 14.00 - 13.00 di Bangjo Ngapeman Solo. Sambut perayaan Idhul Adha menyelenggarakan kampanye Ayo Qurban. Selain menyebar selebaran ajakan untuk berqurban, juga menghadirkan 1 ekor sapi besar sebagai atraksi. Berqurban selain sebagai perintah agama, juga berdimensi sosial bagi masyarakat.

”Lomba Anak Menangkap Anak Kambing”

Jumat, 29 Desember 2006, jam 08.00 - 09.00 di Lapangan Kotta Barat Solo. Sekitar 200an siswa TK Al Firdaus punya aksi unik untuk menyongsong Idhul Adha yang akrab dikenal sebagai hari Qurban. Mereka berlomba untuk menangkap anak kambing.

Aksi bermisi untuk meneladani Nabi Muhammad yang saat muda sebagai penggembala. Misi lain berfilosofi sebelum ’memimpin’ manusia sebaiknya memimpin lebih dulu binatang sebagai arena pelatihan. Sisi lain ingin mencari udara segar sekaligus berolahraga.

”Kampanye Mohon Dukungan SMS Ian Kasolo - Dangdut Mania TPI”

Rabu, 27 Desember 2006, jam 14.00 -15.00 di Bunderan Gladag Solo.
Solider dengan permintaan tim kampanye Ian Kasolo, peserta kontes Dangdut Mania TPI asal Solo. Menggagas kampanye dan menyebar selebaran, juga memasang poster. Beruntung sampai minggu ini, Ian Kasela palsu ini berhasil masuk 10 besar.

Sopir Taksi Bergaya Sinterklas”

Senin 25 Desember 2006, jam 10.00 di Rumah Wawali Surakarta. Seorang sopir taksi disulap menjadi Sinterklas. Dengan jenggot putih, kostum merah menyala hadiri perayaan natal Wakil Walikota Surakarta. Dia mengkado segepok sapu lidi sebagai simbol dukungan agar Solo makin bersih, juga berharap pemerintahan era Jokowi-Rudi makin clean governance.

”Bunda Menari Hari Ibu”

Jumat, 22 Desember 2006, jam 13.00 - 14.00, di Bangjo Ngapeman Solo. Banyak cara untuk merayakan peringatan Hari Ibu. Lima ibu yang tergabung dalam klub teater-tari Sahita turun ke jalan aspal, tepatnya di lintasan zebra cross untuk menari saat lampu merah menyala selama 30 detik. Pentas mereka berkali-kali mengikuti ’perintah’ lampu.

Mereka berharap menjemput publik untuk mengenalkan lebih dekat dengan kesenian tari. Uniknya mereka berlima bukan berkostum yang glamour, dandan menor bak artis, melainkan justru di-make down dengan busana tradisi Jawa, lurik, tampak tua dan lebih ndeso. Memang itulah trade-mark mereka.

“Sambut Hari Ibu, Anak TK Menyerbu Pasar Gede”

Kamis, 21 Desember 2006, jam 09.00 - 10.00 di Pasar Gede Solo. Sekitar 75an siswa TK Primagama Solo menyerbu Pasar Gede. Mereka bukannya berbelanja, melainkan bersilaturahmi dengan para simbok-simbok bakul, kuli gendong untuk menebar simpati dan empati.

Mereka selain bersalaman, bertegur sapa, membagi bunga, juga bernyanyi dengan lagu-lagu bertema sanjungan untuk Ibu. Mereka datang dengan mencarter mini bis wisata.